Senin, 25 Oktober 2010

MEMBENTENGI DIRI DARI GODAAN IBLIS

MEMBENTENGI DIRI DARI GODAAN IBLIS
Ikrar iblis untuk menggoda manusia
Allah berfirman :
    “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah Para Malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman: “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” Allah berfirman: “Keluarlah dari surga, karena Sesungguhnya kamu terkutuk, dan Sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat”. berkata Iblis: “Ya Tuhanku, (kalau begitu) Maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan Allah berfirman: “(Kalau begitu) Maka Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.(al-Hijr 28 – 40)

Tujuan iblis menggoda manusia
  1. Syirik
  2. Bid’ah
  3. Dosa – dosa besar
  4. Dosa – dosa kecil
  5. Pengutamaan (mendahulukan) hal – hal tidak penting (tidak utama) daripada yang lebih penting

Cara Iblis menggoda manusia
  1. Menghiasi kebatilan
  2. Memberi nama – nama baik pada kemaksiatan dan memberi nama – nama jelek pada ketaatan.
  3. Menanamkan rasa takut kepada manusia dalam melaksanakan ibadah (takut miskin untuk shadaqah, Takut dibenci ketika taat, dan sebagainya)
  4. Menggoda manusia tidak sekaligus (bertahap)
Pintu – pintu iblis
  1. Kebodohan
  2. Tama’/Rakus
  3. Marah
  4. Bakhil/Kikir
  5. Hubbud-dunya (cinta berlebihan kepada dunia)
  6. Takabbur
  7. ‘Ujub
  8. Riya’/Bangga sanjungan dan pujian
  9. Su’udzan
  10. Hawa Nafsu

Membentengi diri dari godaan iblis dengan

    1. Ikhlas

* Ihlas berarti murni, tidak tercampur dengan apapun
* الإخلاص : أن بكون سكون العبد وحركاته لله
* Ikhlas adalah : Diam dan gerakan seorang hamba hanya untuk Allah
    iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.(al-Hijr 28 – 40)

* Ikhlas berkait dengan niat yang ada dalam hati
    Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah 5)

إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

    Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung kepada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai apa yang ia niatkan (Muttafaq ‘Alaihi)

إن العبد ليعمل أعمالا حسنة فتصعد الملائكة في صحف مختمة فتلقى بين يدي الله تعالى فيقول: ألقوا هذه الصحيفة فإنه لم يرد بما فيها وجهي

    Sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan-perbuatan baik kemudian Malaikat membaca catatan (amal hamba itu) naik menghadap Allah Ta’ala. Maka Allah berkata “lemparkan lembaran (catatan) ini, sesungguhnya dia (berbuat baik) tidak untukKu (HR. Ad-Daru Quthny dari Anas dengan sanad Hasan)

إن الله لا ينظر إلى صوركم ولا إلى أجسامكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم

    Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajahmu dan juga tidak kepada jasmanimu akan tetapi Allah melihat hati dan perbuatanmu (HR. Muslim)

إنما الدنيا لأربعة نفر: رجل آتاه الله عز وجل علما وما لا فهو يعمل بعلمه في ماله فيقول رجل: لو آتاني الله تعالى مثل ما آتاه لعملت كما يعمل فهما في الأجر سواء، ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يتخبط بجهله في ماله فيقول رجل: لو آتاني الله مثل ما آتاه عملت كما يعمل فهما في الوزر سواء

    Sesungguhnya dunia ini untuk empat orang : (1) Orang yang Allah memberikan kepadanya ilmu dan harta benda sehingga orang itu beramal dengan ilmunya terhadap harta bendanya, (2) Orang yang berkata “kalau Allah memberikan kepadaku (ilmu dan harta) seperti itu, maka akau akan beramal seperti apa yang dia amalkan.” Maka kedua orang tersebut mendapatkan pahala yang sama. (3) Orang yang Allah memberikan kepadanya harta benda tetapi tidak diberikan kepadanya ilmu sehingga orang itu terikat (bermaksiat) dalam hartanya karena kebodohan, (4) Orang yang berkata “kalau Allah memberikan kepadaku (harta) seperti itu, maka akau akan melakukan seperti apa yang dia amalkan.” Maka kedua orang tersebut mendapatkan dosa yang sama. (HR. At-Tirmidzy)

    2. Berpegang kepada Al – Qur’an dan As – Sunnah

    Allah berfirman :
    dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (al-An’am 153)
    Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah 208)

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

    Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, tidak akan sesat selamanya jika kamu sekalian perpegang teguh kepada keduanya, kitabullah dan sunnah NabiNya (Diriwayatkan oleh Imam Malik)
    3. Menjaga lisan
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه( حديث حسن رواه الترمذي

    Diantara (yang menunjukkan) baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan segala seuatu yang tidak ada manfaatnya (sia – sia) (HR. At-Tirmidzi)

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر ، فليقل خيرا أو ليصمت ، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر ، فليكرم جاره ، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر ، فليكرم ضيفه (رواه البخاري و مسلم

    Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau (kalau tidak bisa) hendaklah diam, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    4. Menjaga pandangan

    * Dari pandangan ajnabyah (bukan mahram)

    Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat“.(an-Nur 30)
    Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (an-Nur 31)
لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَفَإِنَّ لَكَ الأُوْلَى، وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ (رواه الترمذي وأبو داود

    Jangan kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh (dimaafkan) sedangkan yang berikutnya tidak. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

الْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ، وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ( متفق عليه

    * Memandang isi rumah orang lain

لا يحل لامرئ مسلم أن ينظر إلى جوف بيت حتى يستأذن فإن فعل فقد دخل

    Tidak halal bagi muslim untuk melihat isi rumah seseorang tanpa izin dari pemiliknya, jika dia lakukan itu maka dia sama saja telah masuk rumah (tanpa izin) (HR. Al-Bukhari)

    5. Menjaga perut
    * Dari makanan yang haram

    Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (al-Baqarah 172)

    * Dari berlebih-lebihan dalam makanan
    Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al-A’raf 31)
    Imam Asy-Syafi’I berkata “Kenyang itu membuat badan menjadi berat, mengilangkan kecerdasan, membuat orang menjadi mengantuk, dan melemahkan dari ibadah.”

    6. Berdzikir

    * Membaca al-Qur’an

    1) Surah al Baqarah

لاتجعلوا بيوتكم قبورا فان البيت الذى تقرأ فيه سورة البقرة لا يدخله الشيطان

    Janganlah kamu jadikan rumahmu sebagai kuburan (tidak pernah dibaca didalamnya Al-Quran.pen.), sesungguhnya rumah yang dibacakan didalamnya surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan ( HR.Muslim,Ahmad,Turmudzi dan An-Nasa’i)

    2) Ayat kursi

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

    Jika engkau hendak berangkat ke peraduanmu, bacalah ayat Kursi, الله لآ اله الا هو الحى القيوم hingga engkau baca sampai akhir ayat. Maka sesungguhnya engkau akan terus-menerus mendapat penjagaan dari Allah, dan tidak akan ada setan yang mendekatimu hingga pagi hari. (HR. Al-Bukhari)

مَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُمْسِيَ

    Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore.” (HR. ath-Thabrani)

    3) 3 surat terakhir (al-Ikhlas, al-falaq, an-nas)

    Diriwayatkan dari Abdullah bin Khubaib Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata “Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah”. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah”. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah”. Hingga aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌوَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ

    “Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD, QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, (maka dengan ayat-ayat ini) akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i)
    * Membaca Dzikir
مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ

    ”Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Code : Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar